Jumat, 01 Juli 2011

ANEMIA GIZI

APA ITU ANEMIA GIZI ?
1. Anemia gizi adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal.
2. Anemia di masyarakat dikenal juga sebagai kurang darah. 
Sebagian masyarakat menganggap anemia sebagai tekanan darah rendah. Padahal anemia berbeda dengan tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah adalah kurangnya kemampuan otot jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah yang sampai ke otak dan bagian tubuh lainnya.
3. Batasan anemia menurut WHO dan SE Menkes Nomor 736a/XI/1989 apabila Hb :
- Anak usia sekolah < 12 g%
- Wanita dewasa <12 g%
- Ibu hamil < 11 g%
- Ibu menyusui <12 g%

APA PENYEBAB ANEMIA GIZI ?

Penyebab anemia gizi adalah ketidakseimbangan antara konsumsi bahan makanan sumber zat besi yang masuk ke dalam tubuh dengan meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi terutama wanita hamil serta perdarahan akibat penyakit tertentu.
Penyebab anemia gizi adalah salah satu atau lebih dari keadaan berikut ini :
Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan. Makanan yang kaya kandungannya zat besinya adalah makanan sumber hewani dengan penyerapan zat besi ke dalam tubuh >15%, sedangkan sumber nabati walaupun kaya akan zat besi tetapi tidak dapat diserap dengan baik dalam tubuh sehingga hanya sedikit sekali yang dapat digunakan dalam tubuh hanya <3%.
Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi terutama pada ibu hamil, masa tumbuh kembang pada remaja, akibat penyakit kronis seperti TBC, infeksi, dan lain lain.
Perdarahan yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang, malaria, haid yang berlebihan, melahirkan, dan lain lain.

APA AKIBAT ANEMIA GIZI PADA SIKLUS KEHIDUPAN

- Anak : menghambat tumbuh kembang anak
- Remaja : menurunnya kemampuan dan konsentrasi belajar / daya tangkap
- Dewasa perempuan : menurunnya kebugaran tubuh yang berpengaruh terhadap aktivitas sehari - hari
- Dewasa laki - laki : menurunnya daya tahan tubuh, sehingga mudah sakit dan produktivitas rendah
- Kawin : sebagai calon ibu dapat membahayakan kehamilannya
- Wanita hamil :
  • Perdarahan sebelum atau saat persalinan
  • Resiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
  • Meningkatnya risiko kematian ibu dan bayi
  • Cadangan besi bayi 
 APA KANDUNGAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD)
Setiap TTD mengandung 200 mg Sulfas Ferosus (yang setara dengan 60 mg besi elemental) dan 0.25 mg asam folat. Besarnya kandungan besi ini telah mendapatkan kesepakatan dari kalangan ahli.

BERAPA KEBUTUHAN ZAT BESI SESEORANG ? 
Wanita dewasa 1,5 mg/hari
Wanita hamil 4,0 mg/hari
Laki - laki dewasa 1,0 mg/hari

KAPAN SEBAIKNYA MULAI DAN BAGAIMANA CARA MINUM TTD

- Remaja putri dan Calon Pengantin Wanita
Minumlah secara teratur, satu tablet setiap minggu dan masa haid / menstruasi minum 1 (satu) TTD setiap hari.
- Ibu hamil
Segera mulai minum begitu mengetahui hamil, setiap hari satu tablet paling sedikit 90 tablet selama masa kehamilannya. Lebih baik bila lebih dari 90 hari sampai melahirkan.
- Ibu nifas
Lanjutkan minum TTD segera setelah melahirkan setiap hari 1 (satu) tablet paling sedikit selama 42 hari. Lebih baik bila lebih dari 42 hari sampai 6 bulan (masa pemberian ASI eksklusif)

BAGAIMANA CARA MENCEGAH ANEMIA GIZI ?
- Anak usia sekolah (>10 tahun)
Sehari 1/2 tablet (30 mg elemental iron) 2 kali seminggu selama 3 bulan. Untuk siswi yang sudah mengalami menstruasi dosis TTD diberikan sesuai dengan remaja putri.
- Remaja putri / WUS (15 - 49 tahun)
Sehari 1 tablet (60 mg elemental iron dan 0,25 mg asam folat) selama haid.
- Bumil sampai masa nifas
1 tablet / hari (60 mg elemental iron dan 0,25 mg asam folat) selama sedikitnya 90 hari masa kehamilan hingga 42 hari setelah melahirkan.

BAGAIMANA CARA PENGOBATAN ANEMIA GIZI ?

- Anak usia sekolah (>10 tahun)
Bila kadar Hb < 12 g% pemeberian 1 x 1 tablet per hari selama satu bulan. Bila belum mencapai >12 g%, dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Remaja putri / WUS (15 - 49 tahun)
Bila kadar Hb < 12 g% pemberian 1 x 1 tablet per hari sampai Hb mencapai > 12 g%. Pemeriksaan Hb dilakukan setelah 1 bulan. Bila kadar Hb masih < normal, pengobatan diteruskan sambil mencari penyakit yang menyertai.
- Bumil sampai masa nifas
Bila kadar Hb < 11 g% pemberian 3 tablet sehari selama 90 hari masa kehamilan hingga 42 hari setelah melahirkan.
 
DI MANA BISA MEMPEROLEH TTD ?

- Di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat (puskesmas, posyandu, polindes, dll). Untuk ibu hamil / menyusui keluarga tidak / kurang mampu dapat diperoleh dengan gratis.
- Untuk anak sekolah, remaja putri, calon pengantin, dan masyarakat lain secara mandiri dapat diperoleh di :
  • Apotik
  • Toko obat
  • Warung / toko / pos obat
  • Fasilitas pelayanan kesehatan
  • Bidan
  • Koperasi
  • Institusi sektoral / LSM
  • dan lain lain
(dari Anemia Gizi dan TTD untuk Wanita Usia Subur - Direktorat Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes RI tahun 2005) 
 

 























Senin, 27 Juni 2011

RUMAH TUNGGU KELAHIRAN


DEFINISI :
Rumah tunggu kelahiran adalah suatu tempat atau ruangan yang berada dekat fasilitas kesehatan (RS, Puskesmas, Poskesdes) yang dapat digunakan sebagai tempat tinggal sementara ibu hamil dan pendampingnya (suami/kader/dukun atau keluarga) selama beberapa hari, saat menunggu persalinan tiba dan beberapa hari setelah bersalin.

TUJUAN
TUJUAN UMUM :
Menurunkan kematian ibu akibat keterlambatan penanganan pada ibu hamil, bersalin dan nifas.

TUJUAN KHUSUS :
1. Tersedianya rumah tunggu kelahiran sesuai kebutuhan setempat.
2. Adanya dukungan dana pemerintah daerah, swasta maupun masyarakat.
3. Adanya jejaringan pelayanan antara fasilitas kesehatan dengan rumah tunggu persalinan.
4. Meningkatnya persalinan di tenaga kesehatan.

KRITERIA SASARAN
Sasaran program rumah tunggu kelahiran adalah ibu hamil dengan faktor risiko dan risiko tinggi serta ibu hamil dari lokasi dengan geografi sulit.
Ibu dengan faktor risiko dan risiko tinggi yaitu :
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2.  Anak lebih dari 4.
3. Jarak persalinan terakhir dengan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun.
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
5. Anemia dengan hemoglobin < 11g/dl
6. Tinggi badan kurang dari 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang.
7. Riwayat hipertensi dalam kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
8. Sedang / pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis, kelainan jantung ginjal hati, psikosis, kelainan endokrin (Diabetes Mellitus, Sistemik Lupus Erymathosus, dll), tumor dan keganasan.
9. Riwayat kehamilan buruk : keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat kongenital.
10. Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksio sesaria, ekstraksi vakum / forceps.
11. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan pasca persalinan, infeksi masa nifas, psikosis post partum (post partum blues).
12. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kongenital.
13. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster.
14. Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, janin besar.
15. Kelainan letak dan posisi janin : lintang / oblique, sungsang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.

PENENTUAN LOKASI
Semua rumah tunggu kelahiran harus berada dekat dengan fasilitas kesehatan, hal ini dimaksud agar dapat segera membawa ibu hamil apabila saat bersalin tiba atau terjadi kegawatdaruratan. Jarak yang dianjurkan untuk rumah tunggu kelahiran adalah tidak lebih dari 10 menit dengan berjalan kaki. Makin dekat lokasi rumah tunggu kelahiran dari fasilitas kesehatan, makin baik karena apabila terjadi kegawatdaruratan ibu hamil dapat ditangani lebih cepat.

KRITERIA PEMILIHAN RUMAH TUNGGU KELAHIRAN
Rumah tunggu kelahiran dapat merupakan sebuah rumah atau ruangan yang merupakan bagian dari rumah atau bangunan lain.
Rumah tunggu kelahiran dapat juga dilpilih dari rumah keluarga atau kerabat ibu hamil, asalkan jaraknya dekat dengan fasilitas kesehatan serta transportasinya mudah.
Untuk pemilihan rumah tunggu kelahiran ini, perlu diperhatikan kelayakan huni bagi ibu hamil dan pendampingnya, dimana terdapat ruangan untuk tidur dan kamar mandi serta air bersih.

JENIS RUMAH TUNGGU KELAHIRAN
Ditentukan jenis rumah tunggu kelahiran yang akan didirikan apakah rumah tunggu Poskesdes, rumah tunggu Puskesmas, atau rumah tunggu Rumah Sakit. Jenis rumah tunggu tergantung pada kebutuhan dan kemampuan daerah.
a. Rumah Tunggu Poskesdes
Adalah bangunan atau ruangan yang berada dekat Poskesdes, digunakan untuk ibu hamil yang non risiko.
b. Rumah Tunggu Puskesmas
Adalah rumah tunggu kelahiran yang berada dekat Puskesmas yang mampu memberikan pertolongan persalinan non risiko dan atau beberapa risiko yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
c. Rumah Tunggu Rumah Sakit
Adalah rumah tunggu kelahiran yang berada dekat dengan rumah sakit, digunakan oleh ibu hamil yang membutuhkan pertolongan persalinan di rumah sakit.

BENTUK PELAYANAN YANG DITAWARKAN
Penyediaan pelayanan dalam rumah tunggu kelahiran sangat bervariasi, hal ini bergantung pada kebutuhan setempat dan sumberdaya yang tersedia. Beberapa alternatif pelayanan yang disediakan dalam rumah tunggu kelahiran antara lain :
a. Rumah tunggu kelahiran tanpa pelayanan
Merupakan salah satu bentuk rumah tunggu kelahiran yang hanya menyediakan fasilitas untuk tinggal saja. Rumah ini dapat terdiri dari ruangan ruangan yang berisi meubelair standar, dapur denga peralatannya serta kamar mandi. Ibu hamil dan pendampingnya dapat tinggal di sini, tetapi dengan menyediakan keperluan sehari harinya sendiri, seperti berbelanja, memasak, mencuci dan membersihkan rumah, serta memenuhi segala kebutuhan pribadinya.
b. Rumah tunggu kelahiran dengan pelayanan
Rumah tunggu kelahiran ini selayaknya sebuah penginapan. Ibu hamil dapat tinggal di sini dengan mendapatkan pelayanan seperti makanan dan minuman, mencuci pakaian dan lain lain (tergantung kesepakatan setempat). Pengadaan kebutuhan sehari -hari untuk ibu hamil selama di rumah runggu kelahiran dapat dikelola oleh masyarakat melalui biaya dari masyarakat sekitar, pemerintah daerah atau donatur.
c. Rumah tunggu kelahiran dengan pelayanan tambahan
Rumah tunggu kelahiran model ini menyediakan berbagai macam kegiatan tambahan seperti memberikan ketrampilan perempuan, penyuluhan kesehatan, peningkatan pendapatan,dsb.

(Ditulis oleh Sri Hartati dari Pedoman Rumah Tunggu Kelahiran - Depkes RI 2009)